Sukses

HEADLINE: Sandiaga Uno Resmi Bergabung ke PPP, Peluang Jadi Cawapres Ganjar Pranowo?

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi menjadi pelabuhan politik Sandiaga Uno selanjutnya usai berbulan-bulan melakukan pendekatan. Bergabungnya Sandiaga ke PPP banyak disebut sebagai sinyal maju di Pilpres 2024 sebagai Cawapres Ganjar, Lantas, seperti apa peluangnya?

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-mundur dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno akhirnya memutuskan pelabuhan politik barunya dengan bergabung Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sandi secara resmi bergabung ke PPP setelah berbulan-bulan melakukan pendekatan dan melewati sejumlah rangkaian ospek atau masa pengenalan sebelum akhirnya dinyatakan secara sah menjadi kader partai Ka'bah.

Bergabungnya Sandi ke partai Ka'bah disambut meriah oleh kader PPP ditandai dengan adanya penyambutan oleh Sekjen PPP Arwani Thomafi, Wakil Ketua Umum Amir Uskara, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dan jajaran petinggi PPP lainnya. Kehadirannya pun juga disambut tabuhan rebana dan sholawat.

Untuk diketahui, Peresmian Sandi menjadi kader PPP dilakukan di kantor DPP PPP, Jakarta Pusat pada Rabu 14 Juni 2023. Acara peresmian tersebut diawali dengan pemberian Kartu Tanda Anggota (KTA) dan pemberian Jaket Hijau PPP yang diserahkan langsung oleh Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Mardiono mengatakan, diberikannya KTA menunjukan bahwa Sandi telah lulus dari ospek dan secara resmi telah menjadi bagian dari keluarga besar PPP.

"Jadi ini ospeknya sudah selesai, jadi nanti berarti Pak Sandi sudah lulus ya, Pak Sandi kita kasih KTA, Pak Sandi insyaallah resmi menjadi anggota keluarga besar PPP," kata Mardiono, di Kantor DPP PPP, Jakarta.

Usai menyerahkan KTA, Mardiono bercerita bahwa selama ini dirinya dengan Sandi hanya sebatas mitra kerja sama di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Namun, saat ini Mardiono mengatakan, jika dirinya sudah menjadi atasnnya Sandi di PPP.

"Hari ini mohon maaf ini saya jadi atasan Pak Sandi loh. Selama ini saya dengan Pak Sandi bermitra namanya mitra kerja, karena saya juga utusan khusus Presiden, Pak Sandi Menteri Pariwisata dan kemarin kalau hubungannya dengan PPP itu adalah mitra kerja karena Pak Sandi selalu menjadi narasumber yang aktif selama ini bersama dengan PPP," kata Mardiono.

Terkait hal itu, Direktur Eksekutif IndoStrategic Ahmad Khoirul Umam menilai, keputusan Sandiaga Uno bergabung PPP merupakan langkah konkret untuk mengakhiri berbagai isu spekulatif terkait posisi politiknya selama ini. Menurutnya, Sandi bisa memanfaatkan PPP sebagai kendaraan politik untuk meningkatkan nilai tawar politiknya, khususnya di bursa Cawapres.

"Setelah resmi menjadi kader partai Kabah, PPP yang sudah menentukan dukungannya pada pencapresan Ganjar Pranowo kini bisa mengajukan 'secara formal' proposal pencawapresan Sandi untuk mendampingi Ganjar. Meskipun keputusan akhir akan ditentukan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, namun PPP sebagai partai Senayan yang tercepat mendukung pencapresan Ganjar bisa menekan PDIP untuk mempertimbangkan proposal politiknya," kata Umam kepada Liputan6.com, Kamis (15/6/2023).

Selain itu, Umam berpandangan, PPP juga bisa memanfaatkan ketokohan Sandi untuk meningkatkan sentimen positif dan kekuatan elektoralnya yang dikhawatirkan sejumlah kalangan akan mengalami degradasi di Pemilu 2024.

"Untuk mengoptimalkan insentif elektoral Sandi ke PPP, maka PPP perlu memberikan peran dan tanggung jawab lebih kepada Sandi di struktur partai," ucapnya.

Oleh karena itu, Umam melihat tidak definitifnya posisi Ketum PPP tampaknya memang sangaja disiapkan untuk Sandi, sebagai bagian dari ber-gaining position dalam proses naturalisasi politik Sandi ke PPP. Namun, Sandi tampaknya tidak ingin langkahnya terkunci untuk menerima posisi Ketum PPP itu.

"Sepertinya Sandi akan menunggu perkembangan hasil keputusan PDIP atas proporsal Cawapres yang diajukan PPP ke depan," pungkasnya.

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, bergabungnya Sandiaga Uno ke PPP merupakan skema kepentingan antara Sandi dengan PPP. Terlebih, kata Ujang, Sandi sendiri sangat menginginkan posisi Cawapres di Pilpres 2024 mendatang.

"Sudah menjadi skenario atau skema (Sandi bergabung ke PPP), dimana Sandi ingin diusulkan menjadi Cawapres. Ketika di Gerindra itu kan tidak ada peluang untuk bisa jadi Cawapres, Nah di PPP ini kelihatannya ada peluang," kata Ujang kepada Liputan6.com, Kamis (15//6/2023).

Namun di sisi lain, Ujang melihat, keinginan Sandi menjadi Cawapres di PPP untuk menjadi pendamping Ganjar tampaknya ada kesulitan. Mengingat, restu pemilihan Cawapres Ganjar masih terikat oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang belum tentu menginginkan sosok Sandi sebagai Cawapres.

"Tapi berat juga Sandi jadi Cawapres Ganjar. Artinya, ketika mungkin nama Sandi dijadikan Cawapres oleh PPP untuk mendapingi Ganjar, itu kemungkinan bisa mental ditolak Megawati," ujarnya.

Untuk itu, Ujang mengatakan, peluang Sandi menjadi Cawapres Ganjar Pranowo masih fifty-fifty dan kemungkinan masih sangat dinamis dan berubah-ubah.

"Saya melihatnya masih fifty-fifty atau setengah-setengah, bisa iya bisa tidak, bisa terjadi bisa juga tidak. Semuanya kan politik itu dinamis dan berubah," Ucapnya.

Adapun terkait komposisi Ganjar dan Sandi, Ujang menilai, kedua sosok tersebut sejatinya memang dapat merepresentasikan kubu nasionalis dan religus, PDIP dengan nasionalisnya dan PPP dengan religusnya. Namun, menurutnya ada hal lain yang harus jadi perhatian di luar sosok figur dan partai, yaitu soal elektabilitas Ganjar-Sandi.

"Harus dilihat juga elektabilitas Ganjar-Sandi seperti apa. Apakah dapat mengalahkan pasangan-pasangan lain seperti Anies dengan pasangannya atau Prabowo dengan pasangannya, itu harus dilihat juga," pungkasnya.

Sedangkan Peneliti Senior Populi Center, Usep S Ahyar menilai, keputusan Sandiaga bergabung PPP dapat memberikan amunisi tambahan bagi PPP untuk dapat mendongkrak suara di Pemilu 2024. Terlebih, saat ini PPP sedang dilanda dengan krisis tokoh populer.

"Saya lihat dari perspektifnya PPP, memang PPP butuh sosok populer yang dapat menaikkan elektabilitas, mengingat PPP saat ini sedang krisis tokoh-tokoh populer. Maka, salah satunya sosok yang dapat ditarik yaitu Sandiaga Uno," kata Usep kepada Liputan6.com, Kamis (15/6/2023).

Sementara itu bagi Sandiaga Uno, Usep menilai, keputusannya bergabung dengan PPP dapat memperbesar peluang keterusungannya sebagai Cawapres untuk Pemilu mendatang.

"Kemungkinan peluang Sandi untuk menempati posisi dapat diusulkan menjadi cawapres di PPP lebih terbuka peluangnya dibanding posisinya di Gerindra," ucapnya.

2 dari 3 halaman

Hasil Kalkulasi Politik Rasional

Adapun Direktur Eksekutif Parameter Politik (PPI) Adi Prayitno menyebut, bergabungnya Sandiaga Uno ke PPP merupakan hasil kalkulasi politik rasional yang sudah melewati berbagai pembicaraan. Salah satunya soal posisi politik istimewa Sandi di PPP.

"Saya kira Sandiaga sudah mengkalkulasi secara rasional langkah politiknya pindah ke PPP. Pastinya ada pembicaraan yang sudah clear bahwa ketika Sandi bergabung ke PPP pastinya akan mendapatkan satu tempat politik yang istimewa di PPP," kata Adi kepada Liputan6.com, Kamis (15/6/2023).

Hal itu, Menurut Adi, berkaitan dengan endorsement PPP terhadap Sandi untuk diusulkan menjadi cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

"Ada kecenderungan Sandi akan di-endorse sebagai salah satu sosok yang akan diusulkan sebagai pendamping Ganjar Pranowo di 2024. Ini menjadi salah satu alasan yang dapat ditangkap publik bahwa Sandi bergabung ke PPP itu karena ada peluang sebagai Cawapres Ganjar Pranowo," ucapnya.

Selain itu, Adi menuturkan, keputusan Sandi masuk PPP akan memberikan dampak secara signifikan terhadap elektabilitas PPP. Khususnya apabila benar Sandi dapat diusung menjadi Cawapres Ganjar Pranowo.

"Ya tentu, Sandiaga Uno akan memberikan dampak secara signifikan ke PPP. Soal seberapa signifikannya tentu itu harus dilihat dari hasil Pemilu nanti di 2024. Kalau Sandiaga bisa maju dan diusung PPP sebagai wakilnya Ganjar pastinya akan berdampak signifikan, karena ada kecenderungan partai politik yang mengusung Capres-Cawapres di 2024 akan memberikan coattail effect yang saya kira cukup signifikan," ujarnya.

Adapun terkait peluang Sandi dipasangkan dengan Ganjar, Adi menilai, hal itu sangat memungkin terjadi dan peluangnya besar. Namun, tidak ada jaminan bagi Sandi mengingat begitu banyaknya nama-nama signifikan yang masuk dalam Cawapres Ganjar.

"Kalau dilihat seberapa besar peluangnya, saya kira besar. tapi juga tidak terlampau bisa dijamin karena begitu banyak nama-nama lain yang juga signifikan diperhitungkan sebagai daftar cawapres Ganjar Pranowo, salah satunya Menkopulhukam Mahfud Md," pungkasnya.

Langkah Sandiaga Bergabung PPP Sudah Tepat?

Sementara itu, Jubir milenial Sandiaga Uno, Rian Septrianto mengatakan, langkah politik Sandiaga Uno bergabung ke PPP sudah tepat. Menurutnya, PPP adalah partai legendaris, partai warisan Ulama dengan histori panjang dan juga telah berjasa besar dalam pembangunan Indonesia.

Selain itu, dia menyebut Sandiaga akan memberikan efek elektoral bagi PPP, menurutnya dia dapat menjadi magnet tersendiri bagi pemilih pemula. Di mana Sandi merupakan tokoh yang selalu semangat, tidak pernah lelah, serta mampu memberikan solusi-solusi atas permasalahan nasional maupun global.

"Saya rasa Pak Sandi punya basis kuat di kalangan milenial dan Gen Z, banyak sekali yang mengidolakan beliau. Hal ini tentunya sejalan dengan mayoritas pemilih pada Pemilu 2024. Sangat mungkin setelah ini suara partai juga akan meningkat," kata Rian dalam keterangannya, Kamis (15/5/2023).

Di sisi lain, peluang mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu untuk bisa ikut serta dalam ajang Pilpres 2024 terbuka. Pasalnya, lanjut dia, berbagai survei menempatkan dia sebagai sosok calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo.

"Nama Sandiaga Uno kemungkinan besar akan diajukan sebagai cawapres pendamping Ganjar. Mengingat dalam beberapa survei cawapres belakangan ini namanya juga selalu berada diposisi teratas," kata Rian.

Lapor Jokowi Sebelum Gabung PPP

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengaku dirinya telah berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan PPP.

"Ya sudah mendapat, saya sudah konsultasikan, saya sudah lapor kepada Bapak Presiden. Dan perjuangan saya ini 4 AS, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas," kata Sandiaga Uno saat konferensi pers di Kantor DPP PPP.

Dia mengatakan, setelah melalui pendekatan yang cukup panjang dengan PPP, Sandi pun menyatakan, akan bekerja ikhlas dan terbuka jalan terbaik untuk PPP khususnya pada Pemilu 2024.

"Jadi kita ikhlas dalam berjuang, kewenangannya ada di Pak Mardiono (Plt Ketua Umum PPP), saya sangat mengerti kewenangan itu adalah di pimpinan partai dan gabungan partai politik. Oleh karena itu saya ikhlas, saya meyakini Insyaallah Allah akan membukakan jalan terbaik buat PPP dan buat Indonesia," imbuh dia.

Selain itu, Sandiaga menegaskan bahwa dirinya tidak mematok-matok jabatan tertentu saat bergabung ke PPP.

"Mengenai jabatan, per hari ini masih menunggu berita, saya tidak pernah mematok-matok jabatan," kata Sandiaga.

Dia mengaku memiliki kesamaan pemikiran dengan PPP, khususnya terkait percepatan pembangunan di Indonesia. Sandiaga Uno menuturkan akan menawarkan pemikiran-pemikirannya bersama PPP.

"Saya keliling Indonesia bertemu dengan anggota masyarakat memang kebangkitan ekonomi mulai terasa, tapi mereka masih merasakan beberapa tantangan seperti, lapangan pekerjaan, harga-harga bahan pokok yang terasa membebani," ujarnya.

"Ini yang akan kami tawarkan sebagai pemikiran dan langkah ke depan bersama dengan Partai Persatuan Pembangunan," sambung Sandiaga.

Selain itu, Sandiaga juga membantah ada lobi-lobi politik terkait bergabungnya dirinya ke PPP. Mantan kader Partai Gerindra itu ikhlas apabila gak diusung PPP menjadi calon wakil presiden.

"Saya ikhlas, saya bergabung ini karena ada kesepakatan dari perjuangan ke depan, nanti keputusannya apa tentunya menjadi wewenang pimpinan partai politik dan gabungan partai politik," jelas Sandiaga.

3 dari 3 halaman

Reaksi Gerindra

Partai Gerindra tidak banyak berkomentar terkait dengan kabar bergabungnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengaku partainya tidak memiliki kapasitas untuk mengomentari terkait kabar tersebut.

"Ya kita tidak dalam kapasitas memberikan tanggapan soal itu," kata Habiburokhman kepada wartawan di Gedung Parlemen, Jakarta.

Menurutnya, bergabungnya Sandiaga ke PPP merupakan hak politik seorang warga negara Indonesia. Untuk itu, Ia enggan mengomentari lebih lanjut perihal kabar eks kader Gerindra tersebut.

"(Sandiaga Gabung PPP) itu hak warga negara," ujarnya.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto turut merespons soal kabar bergabungnya Sandiaga Uno ke PPP. Menurut Hasto, dengan resminya Sandi menjadi kader PPP maka akan menguatkan sikap politik partai berlambang Ka'bah itu.

"Demikian pak Sandiaga Uno menjadi anggota PPP maka ya ini semakin solid sikap dari PPP," ujar Hasto saat konferensi pers daring, Kamis (15/6/2023).

Selain itu, Hasto mengkui nama Sandiaga sejak awal diusulkan menjadi calon wakil presiden mendampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Hasto mengatakan, ketika pertemuan PDIP dan PPP, Plt Ketua Umum PPP Mardiono bahkan telah mengusulkan nama Sandiaga sebagai calon wakil presiden.

"Ketika terjadi pertemuan antara PDI perjuangan dan PPP, saat itu kan pak Mardiono ketua umum PPP sudah menyampaikan berbagai aspirasi yang berkembang terkait dengan pak Sandiaga Uno, diusulkan dari PPP untuk sebagai salah satu bakal calon wakil presiden," jelas Hasto.

"Itu sudah disampaikan dan kemudian ya sudah direspons ya seluruh nama nama itu masuk," sambungnya.

Namun, masih akan dilakukan kajian siapa yang bakal mendampingi Ganjar di Pilpres 2024. Seluruh ketua umum partai politik pendukung Ganjar akan dilakukan dialog.

"Kemudian diputuskan pada momentum yang tepat setelah berdialog dengan antara ketua umum partai politik yang mengusung pak Ganjar Pranowo dan juga sebagaimana yang diumumkan oleh Bu Mega ketika mengumumkan pak Ganjar Pranowo, itu juga melalui dialog dengan bapak presiden Joko Widodo," ujar Hasto.